Wednesday, 21 October 2015

CAPUNG

Serangga merupakan salah satu anggota kerajaan binatang yang mempunyai jumlah anggota terbesar. Hampir lebih dari 72% anggota binatang termasuk ke dalam Kelas Serangga (Daly et al., 1978 dalam Nugroho, 1994).
Serangga dapat dijumpai di berbagai daerah di permukaan bumi. Mereka hidup sebagai pemakan tumbuhan, pemakan serangga atau binatang lainnya, bahkan ada juga yang menghisap darah mamalia (Nugroho, 1994).
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).


Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera) (Anonim, 2009).


Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Banyak sekali serangga yang berharga bagi manusia. Mereka merupakan makanan bagi banyak burung, ikan dan hewan-hewan yang berguna, mereka bertindak sebagai pembersih yang berharga terhadap bangkai, mereka membantu mempertahankan hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan dalam keadaan terjaga, mereka berfaedah dalam bidang kedokteran dan dalam bidang penelitian ilmu pengetahuan. Sejumlah kecil serangga berbahaya dan menyebabkan kerugian-kerugian yang besar tiap tahun pada hasil-hasil pertanian dan produk yang disimpan, mereka dapat menularkan penyakit-penyakit yang secara serius mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan-hewan lainnya (Borror, 1992).


Dalam kehidupan dan interaksinya dengan manusia, serangga memiliki beberapa peranan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Peranan serangga yang merugikan antara lain sebagai hama tanaman, sebagai parasit dan sebagai vektor penyakit. Meskipun serangga memiliki jumlah yang banyak dan peranan yang penting, namun masyarakat saat ini pada umumnya hanya melihat serangga sebagai hama dan perusak tanaman. Sehingga pemberantasan serangga dilakukan terus menerus (Borror, 1992).
Kurangnya keinginan masyarakat untuk memberikan perhatian pada kehidupan serangga dapat ditingkatkan dengan adanya museum yang menyajikan berbagai spesimen serangga dan memberikan keterangan tentang berbagai kehidupan serangga, salah satu contohnya adalah Museum Serangga dan Taman Kupu (MSTK) Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Museum Serangga dan Taman Kupu TMII dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pembelajaran kehidupan serangga untuk semua umur dan semua lapisan masyarakat.

2 comments:

  1. It's quite a pleasure to read your post, I can always learn a lot. Anyway, I'm fan of biotechnology.

    ReplyDelete
  2. Can you understand it? Beacause I write it in Indonesian..

    ReplyDelete